Narasi Fabio Quartararo Sempat Ketidaktahuan Saat Naik Kelas ke MotoGP

Fabio Quartararo sukses mengamankan titel juara saat bertanding di MotoGP Emilia Romagna, Circuit Misano, pada 24 Oktober kemarin. Dia jadi orang Prancis pertama kali yang raih juara dunia sekalian akhiri paceklik gelar Yamaha semenjak 2015.
Bersama Monster Energy Yamaha MotoGP, Quartararo raih 5 kali kemenangan selama setahun 2021. Dengan 2 perputaran masih sisa, dia jadi salah satu rider yang sanggup cetak point setiap grand prix selama ini.
Perkiraan Manchester City Versus Klub Brugge di Liga Champions Malam Ini
Hasil MotoGP 2021 ialah peralihan yang berarti jika dibanding dengan hasil tahun awalnya. Sempat menang 3x di tiga seri awalnya, dia tidak sanggup tampil stabil sesudah interval paruh musim kejuaraan. Sempat tempati status puncak klassemen, dia harus merosot ke posisi ke-8 dalam enam seri paling akhir.
Promo Quartararo ke MotoGP pada 2019 bersama Petronas SRT sempat mendapatkan kritikan keras. Ia barusan memenangi grand prix pertama kalinya di Moto2 di Barcelona pada 2018, tapi secara cepat mengganti pemahaman sepanjang test pra-musim 2019.
Quartararo sempat mengutarakan jika ia berasa tidak nyaman pertama kalinya mengetes motor Yamaha SRT. Saat itu, dia akhiri hari pembukaan itu dengan beda 2,4 detik. “Saat saya memenangi dua balapan di Spanyol pada 2013 dan 2014, sudah pasti langkah awal ialah memenangi kejuaraan dunia Moto3,” kata Quartararo.
“Tetapi saya bahkan juga tidak mencetak kemenangan. Selanjutnya saya berpindah ke Moto2, saya berusaha untuk ambil keyakinan diri kembali. Di tahun ke-2 , kami memenangi dua balapan. Walau satu kemenangan ditarik, saya mengetahui jika kami memenangi dua balapan.”
“Tetapi saya tidak menduga dapat naik ke MotoGP, menjadi juara dunia Moto2 memanglah tidak kemungkinan didapatkan . Maka, salah satu langkah menjadi juara dunia ialah di kelas MotoGP. Kami meraihnya dan itu ialah suatu hal yang tak pernah saya harap,” tutur Quartararo.
“Saat kami lakukan tes awal di Valencia pada 2018, saya berpikiran mengenai apa yang dapat saya kerjakan secara motor ini. Saya tidak dapat memakainya, banyak sekali tenaga yang berada di motor ini. Saya minta semakin banyak peluang. Jalannya lamban, tetapi itu bagus.”
“Hari awal saya finish tiga detik ada di belakang. Pada hari akhir, kami sanggup finish 0,8 detik. Di Qatar kami membuat cara besar dan kami finish ke-2 dalam test dan mulai sejak itu saya mengetahui saya baik saja. Musim 2019 ialah musim yang baik dan sudah pasti itu ialah mimpi besar menjadi juara dunia MotoGP dan kami meraihnya,” kata Fabio Quartararo.